KISAH CINTA BEDA AGAMA PUTRI RASULULLAH

 KISAH CINTA BEDA AGAMA PUTRI RASULULLAH

Zainab binti Muhammad merupakan putri sulung dari Nabi Muhammad SAW dari pernikahan rasul dengan Khadijah. Zainab lahir pada tahun 600 Masehi atau pada saat Nabi Muhammad belum diangkat menjadi rosul. Zainab dikenal sebagai perempuan yang sangat berakhlak mulia. Oleh karena itu saat Zainab beranjak dewasa banyak sekali laki-laki yang berniat untuk meminangnya untuk dijadikan istri mereka. Dan salah seorang dari pria-pria tersebut adalah Abdul Aziz bin Robi ini merupakan pria keturunan Quraisy yang masih memiliki hubungan kerabat dengan ibundanya Zainab yaitu Khadijah. Abdullah ini merupakan putra dari bibinya Khadijah yang bernama Halah bin khuwailid. Pada suatu hari Abul as yang mendengar kemuliaan seorang gadis bernama Zainab binti Muhammad ini pun datanglah langsung ke rumah Rasulullah untuk melamar. Di hadapan Rasulullah, Abul Ash pun berkata “Wahai Muhammad Saya ingin melamar Putri engkau yang bernama Zainab, bersediakah engkau menikahkan dia dengan saya”. Mendengar pernyataan tersebut Rasulullah tidak langsung mengiyakan dengan lembut, Rasulullah pun menjawab “Aku tidak akan menikahkan dia sebelum aku bertanya padanya”. Rasulullah pun langsung menanyakan kesediaan putrinya ini dilamar oleh Abul Ash dan ternyata Zainab pun menyetujui lamaran tersebut dengan pertimbangan bahwa Abul Ash ini memang adalah sosok laki-laki baik dan berakhlak mulia.

Ketika Zainab dan Abul menikah, Khadijah pun memberikan sebuah kalung kesayangan beliau sebagai hadiah pernikahan kedua anaknya dan waktu itu Khadijah berpesan agar Zainab menjaga dengan baik pemberian tersebut. Pernikahan Zainab dan Abul Ash pun berlangsung dengan sangat-sangat harmonis dan bahagia, serta jarang sekali terlibat dalam sebuah pertengkaran rumah tangga. Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu sebagai Rosul, Rasulullah mulai berdakwah kepada orang-orang terdekat beliau yaitu para sahabat dan juga keluarga intinya Rasulullah termasuk Zainab. Mendengar ajaran yang dibawa oleh ayahnya Zainab pun menemukan keteduhan yang selama ini belum pernah beliau rasakan sehingga tanpa berpikir lama Zainab pun langsung tergerak hatinya untuk memeluk agama Islam dan mendapatkan julukan sebagai Assabiqul Awwalun atau orang yang pertama masuk Islam. Setelah masuk Islam Zainab pun langsung ikut sertakan menyebarkan dakwah Rasulullah yang pada saat itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun tidak dengan suaminya , Abul masih tidak mau memeluk agama Islam. Dan Sejak saat itulah hubungan pernikahan Zainab dan Abul Ash pun mulai diranda keretakan. Apalagi istrinya diam sudah memeluk ajaran tersebut tanpa sepengetahuannya. Kebencian itu pun semakin membesar ketika orang-orang Quraisy lainnya juga Mulai memerangi dakwah Rasulullah. Tidak cukup sampai di situ saja, orang-orang Quraisy juga menghasut Abul Ash agar menceraikan Zainab.

Seiring berjalannya waktu Rasulullah mulai merasa kesulitan. Ketika beliau berdakwah di Mekah banyak cacian, hinaan sampai kekerasan yang membuat akhirnya Rasulullah dan para sahabat pun memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Setahun kemudian terjadilah perang besar antara kaum muslimin dengan kaum Quraisy yakni Perang Badar. pada saat itu Abul Ash ikut berperang tapi dalam barisan kaum kafir Quraisy. peperangan tersebut jelas membuat Zainab merasa sangat gelisah karena tidak pernah terlintas di pikiran Zainab bahwa suaminya akan melawan Ayah kandungnya sendiri di medan perang. Tidak lama kemudian tersiarlah kabar bahwa Perang Badar dimenangkan oleh pasukan muslimin yang membuat Abul ash ditawan oleh tentara muslimin.

Abul ash ditahan di yastrib dan Zainab pun mengutus saudara laki-lakinya Abul as yang bernama Amr Bin Robi untuk pergi ke Yatsrib dengan maksud memberikan jaminan untuk membebaskan sang suami. Sesampainya di Yatsrib Amar pun bertemu dengan Rasulullah secara langsung dan memberikan sebuah kalung titipan Zainab. Pada saat melihat kalung itu Rasulullah menyadari bahwa kalung ini adalah kalung milik Zainab yang dulu diberikan oleh Khadijah dan di momen inilah Rasulullah pun merasa terharu sekaligus juga sedih. beliau tidak menyangka begitu besarnya rasa cinta anaknya kepada suaminya yang masih musyrik. Kaum muslimin yang tahu bahwa kalung tersebut sangat sentimental bagi Rasulullah mereka membebaskan Abul Ash tanpa menerima kalung tersebut namun dengan syarat Abul Ash harus bercerai dengan Zainab serta mengembalikan Zainab kepada Rasulullah. Mendengar kesepakatan itu Abul as dengan berat hati menyetujuinya. Sesampainya di rumah Abul Ash pun menceritakan tentang kesepakatan yang sudah dibuatnya dengan kaum muslimin. Mendengar kesepakatan itu Zainab pun dilanda kesedihan. Kesedihan tersebut pun semakin terasa karena pada saat itu beliau mendapati bahwa dirinya dalam kondisi mengandung. tapi kesepakatan tetaplah kesepakatan mau tidak mau Zainab harus meninggalkan Abul Ash serta hijrah ke Madinah bersama kaum muslimin yang lain.

Suatu hari setelah perceraian antara Zainab dan Abul, Abul Ash melakukan perjalanan dagang menuju ke negeri Syam bersama kafilah dagangnya. Dalam perjalanan terjadilah sebuah peperangan kecil antar Agul High dengan kaum muslimin. Pada saat itu abul Ash bersama rombongannya yang sedang melintas mau tidak mau ikut terlibat ke dalam peperangan. Dan peperangan dimenangkan oleh kaum muslimin. Sebagai konsekuensinya Abul Ash harus menyerahkan seluruh harta dagangan yang dia bawa untuk dijadikan harta rampasan perang oleh kaum muslimin. Dengan hilangnya harta dagangan itu Abul Ash merasa takut untuk kembali ke Mekah, karena harta yang terampas tadi bukan cuman harta milik Abul Ash saja melainkan ada harta orang-orang Quraisy lainnya yang memang dititipkan kepada Abul Ash.

Abul Ash akhirnya pergi ke Madinah untuk mencari pertolongan kepada Zainab.

Sesampainya di Madinah, Abul melakukan penyamaran supaya tidak ada satu orang pun yang mengetahui bahwa dia adalah bagian dari Quraisy. Setelah dilakukan penyamaran Abul berhasil bertemu dengan Zainab. Abul menceritakan maksud kedatangannya yaitu meminta bantuan supaya harta rampasan tadi bisa dikembalikan lagi. Zainab yang pada saat itu masih menyimpan perasaan cinta tanpa berpikir panjang pun langsunglah membantu Abul Ash. Tapi sayangnya sebelum Zaenab berhasil mendapatkan harta rampasan itu penyamaran Abul Ash terbongkar dan langsung dikelilingi orang-orang muslimin yang bersiap untuk menangkap dan mengadili Abul Ash. Di tengah keributan itu Rasulullah SAW datang dan mengatakan “wahai muslimin Apakah kalian tidak mendengar apa yang aku dengar sesungguhnya serendah-rendahnya seorang muslim mereka bisa memberi perlindungan kepada saudaranya yang lain”. mendengar ucapan Rasulullah kaum muslimin pun langsung melepaskan Abul. Abul Ash langsung berterima kasih atas kebijaksanaan Rasulullah.

Setelah hartanya kembali Abu as pun langsung balik ke Mekah. Sesampainya di Makkah Abul as pun langsung membagikan harta titipan tersebut kepada pemiliknya. Sedetik kemudian tanpa diduga-duga Abul Ash langsung mengucapkan “Ashadualla ilaha illallah wa Asyhadu anna muhammadar rasulullah aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasulnya”. mendengar itu sebagian besar dari mereka kaum Quraisy langsung murka karena Abul ash memilih menjadi pengikut Rasulullah dan ternyata Allah telah menurunkan Hidayah kepada Abul Ash. Sejak memeluk agama Islam Abul Ash memutuskan untuk hijrah ke Madinah untuk bisa memperdalam ilmu agamanya dan setelah merasa ilmunya sudah cukup Abul Ash pun akhirnya kembali menikahi mantan istrinya yaitu Zainab. Mereka berdua akhirnya kembali dipersatukan sebagai keluarga yang utuh dengan satu iman yang sama yaitu Islam. Sayangnya kebahagiaan mereka juga tidak berlangsung lama karena Tepat satu tahun setelah kembali menjadi suami istri Allah menakdirkan Zainab wafat mendahului Abul yang pada saat itu wafat di usia 30 tahun.

#HMKMUNUSA

#DIVISI ROHANI

#KABINETABYAKTA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketentuan PKKMB Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat 2023

PRESS RELEASE BUSINESS PLAN COMPETITION PUBLIC HEATH FAIR (PHF)

PRESS RELEASE KEGIATAN